Lirik

Tampilkan postingan dengan label Konser Created to Worship. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Konser Created to Worship. Tampilkan semua postingan

Eksklusif: Konser Pdt. Welyar Kauntu ‘Created to Worship’

Sudah lebih dari 3 dekade pelayanan pdt. Welyar Kauntu menghiasi dunia musik rohani Indonesia dan menjadi legenda Pujian Penyembahan karena karya-karya beliau yang sudah banyak memberkati gereja-gereja Tuhan di tanah air. Pada hari Rabu (29/01/20) berlangsung konser pdt Welyar yang berkolaborasi dengan beberapa musisi rohani yaitu Mauline Kauntu, Sidney Mohede, Sari Simorangkir, Alvi dan Mia Radjagukguk, Bayu Risa begitu juga JTC (Jakarta Tabernacle Choir) sebagai paduan suara pengiring.

Konser ini terlaksana berkat dukungan REVIVO dengan menggandeng Pongky Prasetyo sebagai Head Production dan Yehuda Manusama selaku Music Director acara ini

Penyelenggara dan pdt. Welyar Kauntu memberikan waktunya dalam acara jumpa pers, tentang apa yang para sahabat kristiani dapat harapkan dari konser yang akan berlangsung pada malam harinya.

Untuk terselenggaranya acara konser malam ini yaitu ‘Created to Worship’ kami ucapkan selamat, selanjutnya apa alasan REVIVO mau mendukung acara konser pdt. Welyar Kauntu?

Alasan pertama adalah kami sangat mengapresiasi pdt. Welyar Kauntu sebagai penyembah karena beliau sudah melayani lebih dari 30 tahun. Lagu-lagunya sepanjang masa dan sangat memberkati kita semua, dan saya percaya kita semua disini sangat terberkati oleh karya-karya beliau. 

yang kedua karena visi REVIVO yaitu dapat memberikan konten yang bermutu dan terbaik, sehingga dapat memberkati semua dan pengguna REVIVO khususnya.

Sebagaimana kita ketahui jika pdt. Welyar Kauntu sudah terkenal dengan musik-musiknya yang luar biasa dan telah menjadi legenda dalam pujian penyembahan terutama di Indonesia,  untuk Pongky Prasetyo tantangan apa yang dihadapi dalam menciptakan konsep konser kali ini?

Awal cerita ide ini tepatnya Tuhan taruh dihati saya sekitar awal tahun 2019 dan berjalan dengan waktu gambaran garis besarnya tentang konser ini sudah ada, baik itu lagu yang akan dibawa, penempatannya, urutannya, aransemennya, tata panggung dan desain visualnya mulai dari opening sampai endingnya, begitu juga dengan pemilihan musisinya.

Konsep konser akan dikemas dengan nuansa yang fresh dalam aransemen lagunya sehingga menjadi lebih kekinian, sesuai dengan kebutuhan generasi muda saat ini, karenanya menggandeng Yehuda Manusama untuk pengerjaan musiknya.

Untuk kendalanya lebih ke pemilihan lagu karena begitu banyak karya-karya beliau bahkan yang terbaru, namun puji Tuhan semua berjalan lancar . Konserpun akan direkam secara visual dan audio.

Mendengar jawaban dari Pongky Prasetyo kita sudah mengetahui jika karya pdt. Welyar dalam pujian penyembahan cendrung ke arah syahdu dan lembut. Tetapi sekarang bagaimana caranya agar musik beliau bisa “diterima” oleh anak-anak muda seperti kita disini . Apakah ini menjadi tantangan tersendiri bagi Yehuda Manusama selaku Music Director pada konser ini untuk mengaransemen lagu-lagu pdt. Welyar dan bagaimana menyatukan berbagai musisi dengan berbagai karakter suara , apakah bisa diceritakan?

Menurut saya lagu itu sendiri lagunya everlasting, saya mendengarnya sejak kecil. Jadi sewaktu mendapat tugas ini, pekerjaan rumahnya adalah bagaimana semua yang terlibat dapat membuat musik ini tidak sama seperti yang dulu namun tetap masih unik dan tetap masuk dengan suaranya pdt. Welyar. Begitu juga dengan daftar musisi dari Pongky, pekerjaan rumahnya adalah bagaimana menggabungkan elemen yang sudah diberikan bisa menjadi satu kesatuan.

Pdt. Welyar Kauntu apakah makna dari ‘ Created to Worship’?

Sedikit cerita ketika di hubungi Pongky mengenai konser, selanjutnya saya bawa ini kepada Tuhan apakah ini kehendak Tuhan atau biarlah saya serahkan pada generasi berikutnya. Namun Tuhan membukakan kepada saya tentang merilis atau melepaskan satu warisan pujian penyembahan untuk generasi berikutnya.

Tema Created to Worship memang begitu kuat karena menyadari bahwa setiap kita diciptakan untuk meyembah Tuhan artinya penyembahan bukan miliknya orang yang bisa menyanyi, bukan karena bisa bermain musik, dan bukan karena bisa bernyanyi lalu menjadi penyembah. Tapi setiap kita, we are created to worship.

Tuhan sudah ciptakan dalam diri kita instrumen untuk bisa memuji, berbeda dari ciptaan yang lainnya,  kita begitu spesial punya organ vokal sehingga bisa bernyanyi, memiliki pendengaran yang dapat membedakan nada, ada artikulasi dan sebagainya semua itu spesial. Tuhan bukan tanpa tujuan menciptakan itu, tetapi dia punya rencana supaya kita memuliakan Dia. Harapan saya Tuhan membangkitkan worshiper-worshiper yang luar biasa untuk generasi berikutnya.

Siapakah target konser ini?

Mengenai targetnya menariknya ada 2 pihak yaitu orang-orang yang sudah mengenal dekat lagu pdt. Welyar dimasanya (era 90-an) sehingga dari usianya bisa dikatakan senior dan generasi berikutnya, tetapi salah satu alasan kenapa REVIVO mau menyelenggarakan ini adalah kita hendak mengajak semua untuk tahu lebih lanjut tentang sosok dibalik pemilik lagu tersebut, karena balik lagi cara kita bisa menghargai karya seseorang adalah dengan mengetahui siapa pemiliknya atau siapa yang pernah menulisnya itu bagian dari visi REVIVO, kira-kira seperti itu.

Apakah ada persiapan khusus dari pdt. Welyar untuk konser ini karena konsep musik yang diusung seperti yang dikatakan Pongky dan Yehuda yaitu memberikan nuansa baru?

Persiapan khususnya bebannya lebih secara fisik, karena belakangan terkahir waktu saya lebih banyak sebagai seorang gembala, berkotbah dan mengajar dibandingkan bernyanyi. Sehingga untuk konser ini agar fisik cukup fit khususnya untuk menjaga pernafasan bisa konstan selama konser berlangsung, sedapat mungkin saya berolah raga. Sedangkan persiapan rohani sudah pasti tiap hari saya bawa dalam doa, begitu juga untuk persiapan teknis saya menyempatkan hadir dalam latihan bersama Yehuda dan tim, supaya dapat menjiwai warna musik dengan nuansa berbeda.

Eksklusif: Konser Pdt. Welyar Kauntu ‘Created to Worship’